Monday, January 2, 2012

priodesasi sejarah pemikiran pendidikan islam


KATA PENGANTAR


Puji Syukur ke hadirat Allah swt karena berkat Rahmat dan Hidayahnya kami dari Kelompok Sembilan dapat menyelesaikan Makalah kami yang berjudul “Priodesasi Pemikiran Sejarah Pendidikan Islam ” Shalawat beserta salam juga tidak lupa kami hantarkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Kami Menyadari dalam pembuatan dan penyajian Makalah kami sampai ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu saran beserta kritikan dari Teman – teman sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan Makalah kami ini.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih untuk saran berserta kritikan dari Temen – temen semua.





















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                          …………………………………………………….1
DAFTAR ISI                                                                                          …………………………………………………….2
1.       BAB I
a.       Pendahuluan                                                                 …………………………………………………….3
b.       Latar belakang                                                              …………………………………………………….3
2.       BAB II
a.       Pembahasan                                                                 …………………………………………………….4
b.       Pengertian                                                                     …………………………………………………….4
c.       Ruang Lingkup Sejarah Pendidikan Islam        ………………………………………………..5
d.       Sejarah Periodesasi Pemikiran Pendidikan Islam …………………………………………………7
3.       BAB III
a.       Penutup                                                                          …………………………………………………10
b.       Kesimpulan                                                                    …………………………………………………10
c.        Saran                                                                              …………………………………………………10
4.       Daftar Pustaka                                                                    …………………………………………………11














BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang

         Agama Islam yang diemban Rasulullah saw. sebagai penebar rahmah bagi alam dan dijadikan manusia sebagai khalifah dalam mengemban misi eskatologis. Olehnya itu, Islam bersifat universal dan mencakup segala aspek, sehingga dapat tumbuh dan berkembang bebas dari klaim-klaim eklusivitas, rasialitas ataupun linguistik dengan kemajemukan budaya dan tradisi (turas).
Jejak historis melukiskan bahwa Islam senantiasa relevan dengan situasi dan kondisi (salih li kulli zaman wa makan) ketika berhadapan dengan modernitas dan realitas sosial. Persentuhan Islam dengan fenomena-fenomena inilah yang menyebabkan keharusan umat Islam untuk melakukan pembaharuan (tajdid, al-islah) terhadap paham keislaman tersebut. Sebab tanpa langkah seperti ini Islam akan menjadi statis dan rigid terhadap dinamika sejarah. Padahal Islam sangat identik dengan dinamisasi, gerakan sosial (social movement) dan inovasi ilmiah, yang esensinya adalah ijtihad.
Di antara sahabat Rasulullah saw. ada yang berijtihad dalam batas-batas al-Kitab dan al-Sunnah, dan tidak melewatinya; ada pula yang berijtihad dengan ra'yu bila tidak ada nash, dan bentuk ra'yu-nya bermacam-macam; ada yang berijtihad dengan qiyas seperti Abdullah bin Mas'ud; dan ada yang berijtihad dengan metode mashlahat, bila tidak ada nash. Ini masih ditambah dengan kecenderungan mereka untuk banyak membuat asumsi-asumsi dan perincian karena keinginan mendapatkan tambahan pengetahuan, penalaran mendalam dan pelaksanaan yang banyak.
Islam datang dengan serangkaian pemahaman tentang kehidupan yang membentuk pandangan hidup tertentu. Islam hadir dalam garis-garis hukum yang global (khutuuth ‘ariidah), yakni makna-makna tekstual yang umum, yang mampu memecahkan seluruh problematika kehidupan manusia. Dengan demikian, akan dapat digali (diinstinbath) berbagai cara pemecahan setiap masalah yang muncul dalam kehidupan manusia. Islam menjadikan cara-cara pemecahan problema kehidupan tersebut bersandar pada suatu landasan fikriyah (dasar pemikiran) yang dapat memancarkan seluruh pemikiran tentang kehidupan.
Dinamika Islam tetap eksis dalam bentangan sejarah peradaban manusia. Secara garis besarnya, sejarah (pemikiran Islam) dapat dibagi ke dalam tiga periode besar, yaitu periode klasik (650-1250), periode pertengahan (1250-1800), dan periode modern (1800-sekarang). Periodisasi ini mendeskripsikan perjalanan panjang dialektika intelektual muslim, yang memberikan interpretasi wahyu dalam konteks ruang dan waktu. Hasil tradisi intelektual dan epistemologi menjadi alur peradaban Islam sepanjang sejarah.


BAB II
PEMBAHASAN
1.       Pengertian
DALAM periodesasi sejarah, perkembangan pendidikan Islam pernah mengalami pasang surut. Maju mundurnya pendidikan Islam lebih dipengaruhi oleh dinamika sosio-kultural masyarakat dan kehidupan intelektual.  Dalam sejarah pendidikan Islam, terdapat lima periodesasi perkembangan yaitu, masa Perenial-Esensialis Salafi, Perenial-Esensialis Mazhabi, Modernis, Perenial-Esensalis-Falsifikatif, dan Rekonstruksi sosial.
Kata sejarah dalam bahasa arab disebut tarih, yang menurut bahasa berarti ketentuan masa. Sedang menurut istilah berarti ”keterangan yang terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada”. Kemudian yang dimaksud dengan ilmu tarih, ialah ”suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaan-keadaan atau kejadian-kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat”.
Dalam bahasa inggris sejarah disebut history, yang berarti ”pengalaan masa lampau dari pada umat manusia” tha past experience of mankind. Menurut Sayid Quthub ”sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa, melainkan tafsiran peristiwa-peristiwa itu dan pengertian mengenai hubungan-hunbungan nyata dan tidak nyata, yang menjalin seluruh bagian serta memberinya dinamisme dalam waktu dan tempat”.
Dari penjelasan sejarah di atas, maka dapat dirumuskan pengertian tentang ”sejarah pendidikan Islam” sebagai berikut:
  1. Keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu yang lain, sejak zaman lahirnya Islam sampai dengan masa sekarang.
  2. Cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, baik dari segi ide dan konsepsi maupun dari segi institusi dan operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad sampai sekarang. untuk dapat mengetahui dan memahami pengertian dari sejarah pendidikan Islam hendaklah kita mengetahui makna dari sejarah pendidikan Islam itu sendiri.
Dikutip dari buku sejarah peradaan Islam editor Siti Maryam, dkk. Pengertian sejarah secara etimologi berasal dari kata bahasa arab ”syajarah”, artinya ”pohon kehidupan”, makna sejarah paling sedikit memiliki dua konsep terpisah yaitu sejarah yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa lampau, keseluruhan pengalaman manusia dan sejarah sebagai suatu cara yang dengannya fakta-fakta diseleksi, diubah-ubah, dijabarkan dan dianalisis.
Sedangkan pengertian dari pendidikan Islam yaitu menurut Dr. Yusuf al-Qardhawi ”pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam dan perang dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya , manis dan pahitnya”.
Pendidikan Islam menurut DR. H. Maksum M yaitu segala proses pendidikan Islam yang bersumber dari Al-Quran, sunnah Nabi, perkataan dan perbuatan sahabat, ijtihad para ulama. Untuk membentuk kepriadian muslim yang tangguh dan mampu mengatasi masalah-masalah dikehidupannya dengan cara Islam, sehingga tercapai tujuan akhir yaitu bahagia dunia dan akhirat dengan Ridho Allah.
Dilihat dari pengertian sejarah dan pendidikan Islam diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa. Sejarah pendidikan Islam adalah sejarah atau kejadian pada masa lampau yang terjadi pada zaman Rasulullah yang muncul dan berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri, yang kemudian perkembangan selanjutnya pada masa Khulafaur Rasyidin, Bani Ummayah dan Abbasyiah sampai jatuhnya kota bagdad dan lenyapnya khalifah Islam yang terakhir di Istambul pada tahun 1924.
Ruang Lingkup Sejarah Pendidikan Islam
Ruang lingkup yang mencangkup tentang sejarah pendidikan Islam antar lain:
  1. Objek dan Metode Sejarah Pendidikan Islam.
Sejarah biasanya ditulis dan dikaji dari sudut pandang suatu fakta atau kejadian tentang peradaban bangsa[10]. Maka objek sejarah pendidikan Islam mencakup fakta-fakta yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik formal , infomal maupun non formal.
Mengenai metode yang dipergunakan dalam rangka penggalian maupun penulisan Sejarah Pendidikan Islam itu sendiri ada dua macam yaitu metode mencari informasi atau data dan metode penulisan sejarah itu sendiri.
Dalam mencari informasi atau data metode yang digunakan ialah:
  1. Metode Lisan, dengan metode ini pelacakan suatu objek sejarah dengan menggukan interview.
  2. Metode observasi, dalam hal ini objek sejarah diamati secara langsung.
  3. Metode dokumenter, metode ini berusaha dengan mempelajarinya secara cermat dan mendalam segala catatan dan dokumen tertulis.
Sedangkan dalam penulisan sejarah pendidikan islam metode yang digunakan ialah:

  1. Metode Deskriptif
ialah bahwa ajaran-ajaran Islam, sebagai agama yangn dibawa Rasulullah SAW dalam Quran dan hadis, terutama yang berhubungan dengan pengertian pendidikan, harus diuraikan sebagaimana adanya, dengan maksud unutk memahami makna yang terkandung dalam ajaran tersebtut.
  1. Metode Komparatif
dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran Islam itu dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan berkembang dalam kurun-kurun serta di tempat-tempat tertentu untuk mengetahui adanya persamaan dan perbedaan dalam suatu permasalahan tertentu, sehingga diketahui pula adanya garis yang tertentu yang menghubungkan pendidikan Islam dengan pendiidkan yang dibandingkan.
  1. Metode dengan pendekatan Analisi-Sintesis
Analisis artinya secara kritis membahas, meneliti istilah-istilah, pengertian-pengertian yang diberikan oleh Islam, sehingga diketahui adanya kelebihan dan kekhasan pendidikan Islam. Dan sintesis dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan yang diambil guna memperoleh satu keutuhan dan kelengkapan kerangka pencapaian tujuan serta manfaat penulisan sejarah pendidikan Islam.
  1. Kegunaan Sejarah Pendidikan Islam
Secara umum sejarah mengandung kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia. Oleh sebab itu kegunaan sejarah pendidikan Islam meliputi dua aspek, yaitu kegunaan yang bersifat umum dan kegunaan yang bersifat akademis.
  1. Bersifat Umum, sejarah pendidikan Islam mempunyai kegunaan sebagai keteladanan. Seperti tersirat dalam firman Allah.(33:21),(3:31),(7:158).
  2. Bersifat Akademis, kegunaan sejarah pendidikan Islam selain memberikan pembendaharaan perkembangan ilmu pengetahuan (teori dan praktek), juga untuk menumbuhkan perspektif baru dalam rangka mencari relevansi pendidikan Islam terhadap segala bentuk perubahan dan perkembangan ilmu teknologi. Dalam syllabus Fakultas Tarbiyah IAIN, kegunaan studi sejarah pendidikan Islam diharapkan dapat:
    1. Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, sejak zaman lahirnya sampai sekarang.
    2. Mengambil manfaat dari proses pendidikan Islam, guan memecahkan problematika pendidikan Islam pada masa kini.
    3. Memiliki sikap positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembaharuan sistem pendidikan Islam.
Selain dari hal-hal diatas, kegunaan sejarah pendidikan Islam juga sangat penting bagi para pelajar, agama dan para pemimpin. Karena dengan mempelajari sejarah pendidikan Islam kita dapat mengetahui, sebab-sebab kemajuan Islam yang disebabkan dalam hal mengajar dan mendidik dan sebab-sebab kemundurun Islam, dikarenakan salah dalam mendidik dan mengajar.
1.       Periodisasi Sejarah Pendidikan Islam
Secara garis besar Dr. Harun Nasution membagi sejarah Islam ke dalam 3 periode, yaitu periode klasik, pertengahan dan modern. Kemudian perinciannya dapat dibagi menjadi lima masa, yaitu:
  1. Masa hidupnya Nabi Muhammad SAW (571-632 M);
  2. Masa khalifah yang empat (632-661 M);
  3. Masa kekuasaan Umaiyah di Damsyik (661-750 M);
  4. Masa kekuasaan Abbasiyah di Bagdad (750-1250 M );
  5. Masa dari jatuhnya kekuasaan khalifah di Bagdad tahun 1250 M dampai sekarang.
Selanjutnya pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam ini, akan di bagi kedalam 5 periode, yaitu:
  1. Periode pembinaan pendidikan Islam, yang berlangsung pada Zaman Nabi Muhammad.
  2. Periode pertumbuhan pendidikan Islam.
  3. Periode kejayaan (puncak perkembangan) pendidikan Islam.
  4. Periode kemunduran pendidikan Islam.
  5. Periode pembaharuan pendidikan Islam.
Pembagian periodesasi dalam pendidikan Islam tersebut , dimaksudkan hanyalah sebagai usaha untuk memudahkan urutan pembahasan saja, karena pada hakikatnya suatu peristiwa sejarah selalu berkaitan dengan peristiwa-peristiwa lainnya, baik yang sebelum, yang semasa maupun yang sesudahnya.
2.       Sejarah Periodesasi Pemikiran Pendidikan Islam
Pertama, masa Perenial-Esensialis Salafi adalah periode perkembangan pendidikan Islam yang bersumber pada al-Qur`an dan al-Sunnah secara tekstual, cenderung bersifat regresif (kebelakang), konservatif (melestarikan nilai-nilai era salafi) dan wawasan pendidikan Islam berorientasi pada masa silam (era salaf). Pandangan dari masa ini bahwa tujuan pendidikan adalah melestarikan dan mempertahankan nilai dan budaya masyarakat salaf, karena ia pandang sebagai masyarakat ideal.
Ciri-ciri pemikiran pada periode ini adalah menjawab persoalan pendidikan Islam dalam konteks salafi, memahami ayat-ayat (nash) dengan kembali ke salaf secara tekstual, dan pemahaman ayat dengan ayat, ayat dengan hadits dan kurang adanya perkembangan dan elaborasi.
Kedua, masa Perenial-Esensialis Mazhabi adalah periode perkembangan pendidikan Islam yang bersumber pada al-Qur`an dan al-Sunnah, cenderung bersifat regresif (pasca salaf/klasik), konservatif (mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai dan pemikiran para pendahulunya secara turun-temurun) dan mengikuti aliran, mengikuti pemahaman dan pemikiran terdahulu yang dianggap mapan, wawasan pendidikan Islam yang tradisional dan berorientasi pada masa silam. Pandangan dari periode ini bahwa tujuan pendidikan adalah melestarikan dan mempertahankan nilai dan budaya serta tradisi dari satu generasi ke generasi berikutnya, pengembangan potensi dan interaksinya dengan nilai budaya masyarakat terdahulu.
Ciri-ciri pemikiran dari periode ini adalah menekankan pada pemberian syarh dan hasyiyah terhadap pemikiran pendahulunya, dan kurang ada keberanian mengkritisi atau mengubah substansi materi pemikiran para pendahulunya. Keberanian hanya sebatas memberikan catatan-catatan yang dianggap perlu, selebihnya mengikuti apa yang terbangun sebelumnya.
Ketiga, masa Modernis adalah periode perkembangan pendidikan Islam yang bersumber pada al-Qur`an dan al-Sunnah, bebas modifikatif tapi terikat oleh nilai-nilai kebenaran universal (Allah), cenderung bersifat progresif dan dinamis dalam menghadapi dan merespon tuntutan dan kebutuhan-kebutuhan lingkungannya), wawasan pendidikan Islam berorientasi pada isu-isu kontemporer. Pandangan dari periode ini bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mengembangkan potensi individu secara optimal, interaksi potensi dengan tuntutan dan kebutuhan lingkungannya, rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus agar dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu menyesuaikan kembali dengan tuntutan dan kebutuhan lingkungannya.
Ciri-ciri pemikiran masa ini adalah tidak berkepentingan untuk mempertahankan dan melestarikan pemikiran dan sistem pendidikan para pendahulunya, lapang dada dalam menerima pemikiran pendidikan dari mana pun dan siapa pun untuk memajukan pendidikan Islam, selalu menyesuaikan dan melakukan penyesuaian kembali pendidikan Islam dengan tuntutan perubahan sosial dan perkembangan iptek.
Keempat, masa Perenial-Esensialis Kontekstual-Falsifikatif adalah periode perkembangan pendidikan Islam yang bersumber pada al-Qur`an dan al-Sunnah, cenderung bersifat regresif dan konservatif dengan melakukan kontekstualisasi dan uji falsifikasi, wawasan kependidikan Islam lebih concern terhadap kesinambungan pemikiran pendidikan Islam dalam merespon tuntutan perkembangan iptek dan perubahan sosial. Pandangan dari periode ini bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mengembangkan potensi peserta didik, interaksi potensi dengan tuntutan dan kebutuhan lingkungannya, melestarikan nilai-nilai ilahiyah dan insaniyah sekaligus menumbuhkannya dalam konteks perkembangan iptek dan perubahan sosial yang ada.
Ciri-ciri pemikiran periode ini adalah menghargai pemikiran pendidikan Islam yang berkembang pada era salaf, klasik serta pertengahan dalam konteks ruang dan waktu zamannya untuk difalsifikasi, rekonstruksi pemikiran pendidikan Islam terdahulu yang dianggap kurang relevan dengan tutuntan dan kebutuhan era kontemporer.
Kelima, masa Rekonstruksi Sosial adalah periode perkembangan pendidikan Islam yang bersumber pada al-Qur`an dan al-Sunnah, cenderung bersifat progresif dan dinamis, rekonstruksi sosial berkelanjutan yang dibangun dari bottom up, grass root dan pluralisme, wawasan kependidikan Islam yang proaktif dan antisipasif dalam menghadapi akselerasi perkembangan iptek, tuntutan perubahan yang tak terduga dan eksponensial, atau berorientasi ke masa depan. Pandangan periode ini bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menumbuhkan kreativitas peserta didik secara berkelanjutan, memperkaya khazanah budaya manusia, memperkaya isi nilai-nilai insani dan ilahi, menyiapkan tenaga kerja produktif serta mengantisipasi masa depan atau memberi corak struktur kerja masa depan.
Ciri-ciri pemikiran masa ini adalah tidak menampilkan konstruk tertentu yang closed-ended, tapi konstruk yang terus-menerus dikembangkan bolak-balik antara konsep empirik dan konsep teori, rekonstruksi sosial dikembangkan post-paradigmatik atau paradigmanya terus dikembangkan, komitmen terhadap pengembangan kreativitas yang berkelanjutan dan dalam menghadapi keragaman budaya, moral hidup ditampilkan dalam a fair justice dan mampu membuat overlapping concencus tata nilai.

























BAB III
PENUTUP

1.       Kesimpulan

Dinamika Islam tetap eksis dalam bentangan sejarah peradaban manusia. Secara garis besarnya, sejarah (pemikiran Islam) dapat dibagi ke dalam tiga periode besar, yaitu periode klasik (650-1250), periode pertengahan (1250-1800), dan periode modern (1800-sekarang). Periodisasi ini mendeskripsikan perjalanan panjang dialektika intelektual muslim, yang memberikan interpretasi wahyu dalam konteks ruang dan waktu. Hasil tradisi intelektual dan epistemologi menjadi alur peradaban Islam sepanjang sejarah.
2.       Saran
Jejak historis melukiskan bahwa Islam senantiasa relevan dengan situasi dan kondisi (salih li kulli zaman wa makan) ketika berhadapan dengan modernitas dan realitas sosial. Persentuhan Islam dengan fenomena-fenomena inilah yang menyebabkan keharusan umat Islam untuk melakukan pembaharuan (tajdid, al-islah) terhadap paham keislaman tersebut. Sebab tanpa langkah seperti ini Islam akan menjadi statis dan rigid terhadap dinamika sejarah. Padahal Islam sangat identik dengan dinamisasi, gerakan sosial (social movement) dan inovasi ilmiah, yang esensinya adalah ijtihad.
















DAFTAR PUSATAKA

Azra, Azyumardi, Esei-esei Intelektual Muslim Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1998
Maksum, Madrasah Sejarah dan Perkembangan, Jakarta: logos Wacana Ilmu, 1999
Maryam, Siti, dkk., Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, ______Yogjyakarta: Jur. SPI Fak. Adab IAIN Sunan Kali Jaga bekerja sama dengan ______LESFI, 2003
Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992
Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995






















0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com